Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah kaprah adalah ‘kesalahan yg umum sekali sehingga orang tidak merasakan sebagai kesalahan’. Menjadi umum karena sebuah kesalahan telah melalui proses pemakaian yang luas. Proses pemakaian yang luas disebabkan oleh banyak hal (pihak), di antaranya media massa, penggunaan bahasa daerah dan asing, dan pendidikan .
Berikut beberapa fakta salah kaprah dalam berbahasa Indonesia:
1. Musola, musolah, mushola, musholah pengaruh bahasa Arab, seharusnya musala
2. Dulu mantan salah satu saja, dulu atau mantan
(kecuali jika sekarang bukan lagi mantan) dulu pernah salah satu saja, dulu atau pernah
3. Goa pengaruh bahasa daerah, seharusnya gua
4. Ensiklopedi pengaruh bahasa Inggris (pelafalan), seharusnya ensiklopedia
5. Singkatan a/n seharusnya a. n. (atas nama)
6. Singkatan d/a seharusnya d.a. ( dengan alamat), digunakan jika meminjam alamat pihak lain (tidak digunakan untuk penulisan alamat sendiri)
7. Membawahkan penggunaannya tertukar dengan kata membawahi, misalnya pada kalimat "Presiden membawahi para menteri," seharusnya "Presiden membawahkan para menteri".
8. Membawahi kerap tertukar dengan kata membawahkan
9. Ijin seharusnya izin , pengaruh bahasa Jawa
10. Faham seharusnya paham, pengaruh bahasa Arab (bahasa Al-quran) yang tidak memiliki huruf p
11. Fikir seharusnya pikir
12. Hapal Seharusnya hafal
13. Es teh seharusnya teh es , teh (Diterangkan) es (Menerankan)
14. Dirubah dan merubah, kadang kita diskusi dengan teman sekelas atau guru, “Bagian ini harus dirubah.” Apa itu dirubah? Dibuat jadi rubah? Dijadikan rubah? Yang benar itu ternyata “diubah”, atau “mengubah”. Mari kita lihat mulai dari kata dasarnya ‘Ubah’. Jika memakai imbuhan me- akan menjadi ‘mengubah’ seperti pada kata usap (mengusap). Jika memakai imbuhan di- akan menjadi ‘diubah’ seperti pada kata usap (diusap).
15. Absen, “Eh, nitip absen dong!” artinya dg ia nitip untuk nggak dihadirkan di kelas, karena kata “absen” itu artinya tidak hadir. "Tolong tandatangankan absensi saya ya!" Padahal absensi berarti ketidakhadiran.
16. Acuh Biasanya kata ini diartikan nggak peduli, padahal “acuh” itu sendiri artinya peduli. Jadi, kalau nggak peduli jadinya tidak acuh.
17. Seronok Pernah ada pejabat yang menyinggung soal pakaian, melarang orang untuk berpakaian tidak seronok. Padahal “Seronok” itu artinya enak dilihat. Jadi kalau menyuruh orang untuk berpakaian tidak seronok, berarti menyeruh mereka untuk berpakaian yang tidak enak diliat.
18. Geming “Diam tak bergeming”, itu salah satu contoh kalimat yang kata di dalamnya kurang tepat. “Bergeming” itu artinya diam tidak bergerak.
19. Kata "ingat terhadap", atau "ingat dengan" yanng benar adalah "ingat akan", contoh Kalimat yang benar: 1) Aku selalu ingat akan dia. atau tanpa "akan": an.
20. Contoh yang mudah ditemui adalah pemakaian dan penulisan ” memberi kuliah ”. Contoh kalimatnya sebagai berikut: Pak Budiman memberi kuliah di kelas kami. Penulisan memberi kuliah itu tidak tepat. Bentuk yang benar bukan memberi kuliah , melainkan memberikan kuliah.Berikut contoh beda penggunaan kata memberi dan memberikan yang tepat. 1. Presiden memberikan kuliah terbuka kepada mahasiswa Unpad. 2. Presiden memberi mahasiswa Unpad kuliah terbuka.
21. Singkatan dari PP dalam perjalanan. Kebanyakan dari kita akan menyebutnya dengan ‘Pulang-Pergi’. Seharusnya kita menyebutnya ‘Pergi- Pulang’.
22. Beberapa contoh lainnya adalah penggunaan kata ‘apotik’ yang seharusnya ‘apotek’.
23. Kata pesona apabila di tambah awalan me-, kebanyakan orang menganggap menjadi mempesona, Padahal itu salah besar karena menurut bahasa Indonesia yang benar menjadi memesona. Seperti pada kata patok ditambah awalan me- menjadi mematok, bukan mempatok, pesan menjadi memesan, bukan mempesan.
24. Kata pengaruh apabila diberi awalan me- dan akhiran -i, biasanya menjadi mempengaruhi, padahal yang benar menurut KBBI adalah memengaruhi.
25. Cidera, seharusnya cedera. Dalam KBBI adanya "Cedera".
26. Resiko seharusnya risiko
27. Perbuatan tidak senonoh seharusnya perbuatan senonoh (Dalam KBBI, senonoh artinya perbuatan tidak terpuji...
28. Kata aritmatika seharusnya aritmetika menurut KBBI, Tidak ada kata "aritmatika", adanya "aritmetika")
29. Dokter malpraktik yang seharusnya dokter malapraktik (Tidak ada kata "Malpraktik" di KBBI...yang ada hanya "Malapraktik".)
30. Malfungsi seharusnya malafungsi (Tidak ada kata "Malfungsi" di KBBI...yang ada hanya "Malafungsi".)
31. Menghapal yang seharusnya Menghafal (Tidak ada kata "Menghapal" di KBBI.)
32. Rapih yang seharusnya Rapi (Dalam KBBI, tidak ada kata "Rapih")
33. Huruf besar yang seharusnya huruf kapital
34. Bank BCA seharusnya BCA (Mengapa pakai Bank lagi..BCA kepanjanganya Bank Central Asia.)
35. Nopember yang seharusnya adalah November. Dalam KBBI tidak dikenal Nopember.
36. Standarisasi yang seharusnya standardisasi. Karena diserap dari bahasa inggris “standardization.” Dalam KBBI yang ada standardisasi tidak dikenal standarisasi.
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/1260886345/kesalahan-bahasa-media-massa-dari-wartawan .
http://tatabahasaindonesia.wordpress.com/2012/07/26/penulisan-salah-kaprah-dalam-bahasa-indonesia-ingat-akan-bukan-ingat-terhad/
http://m.kompasiana.com/post/bahasa/2012/08/12/salah-kaprah-dalam-bahasa-indonesia/
http://mustprast.wordpress.com/2012/09/07/salah-kaprah-memberi-kuliah/
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demikian sekilas tentang penggunaan kata yang salah kaprah. Sebenarnya contoh-contoh di atas hanya sebagian saja. Masih banyak contoh kata yang salah kaprah yang sering kita jumpai dalam percakapan maupun tulisan baik yang tidak formal maupun yang formal. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan kata tersebut semoga menjadikan kesadaran bagi kita untuk memperbaikinya. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional kita, tentu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.
"Bahasa mencerminkan bangsa."Jika bahasanya amburadul,bagaimana dengan bangsanya?
Nmr 12
ReplyDeleteYang benar HAFAL
Yang benar adalah hafal.
ReplyDelete